Menulis Kurang BH

Menulis Kurang BH, Rini, siswi yang terkenal centil dan genit disuruh kedepan kelas oleh salah seorang guru favoritnya. Guru: "Rini, maju ke depan dan coba tuliskan B-H-I-N-E-K-A T-U-N-G-G-A-L I-K-A."
Rini maju kedepan lalu menulis, I-N-E-K-A T-U-N-G-G-A-L I-K-A. Sambil tersenyum genit Rini kembali duduk.
Guru: "Lho Rin, BH nya dimana?"
Rini: "Maaf pak, BH nya ketinggalan di rumah."


Lelaki Bangsat
Seorang gadis berusia 20-an menemui dr. Tomi, seorang dokter pakar jiwa.
"Dokter, saya merasa amat marah pada pacar saya sehingga saya memanggilnya lelaki bangsat. Ada kalanya saya rasa dia keterlaluan, dan ada kalanya pula saya rasa memang patut saya memanggil dia seperti itu.." "Hmm.. panggilan itu memang hinaan yg agak melampaui batas untuk seseorang.. tapi, mungkin kamu punya sebab tersendiri sehingga memangilnya demikian. Ceritakanlah kepada saya agar saya dapat membantu.."
"Ya memang ada.. pd satu malam kami berduaan dalam mobil di tepi pantai.
Dia pegang tangan saya." "Dia pegang tangan kamu seperti ini?" dr Tomi memberi contoh.
"Ya. seperti yg dokter lakukan"
"Kalau hanya ini, tidak sepatutnya dia dipanggil bangsat dong. Itu tandanya dia tidak mau berpisah dgn kamu..."
"Kemudian dia merapatkan badannya k epada saya dan memeluk bahu saya..."
"Dia lakukan seperti inikah?"
"Ya. seperti inilah dia peluk saya dokter.."
"Itu bukan bangsat, itu tandanya dia mau sentiasa berdampingan dgn kamu"
kata dr Tomi.
"Kemudian dia cium saya.."
"Dia cium kamu seperti ini ?"
"Ya. Ciumannya sama seperti yg dokter lakukan."
"Kalau sekadar ciuman seperti ini, masih belum boleh dipanggil bangsat dong, itu tandanya dia sayang kamu, toh?"
"Kemudian dia memasukkan tangannya kedalam baju saya & meraba2 buah dada saya dokter.."
"Dia lakukan seperti ini kah?"
"Ya, seperti yg dokter lakukan inilah cara dia memperlakukannya.."
"Itu bukan bangsat, itu tandanya dia mau membelai diri kamu.."
"Kemudian dia menanggalkan semua pakaian saya satu persatu.."
"Adakah kamu membantah tindakannya?"
"Tidak, saya merelakannya sebab saya sayang dia.."
"Dia tanggalkan pakaian kamu seperti ini ?"
"Ya, sampai saya telanjang bulat seperti ini dokter..."
"Itu masih belum layak dipanggil bangsat, karena dia sebetulnya ingin mengenali diri kamu seutuhnya"
"Kemudian dia mencumbui saya lalu melakukan hubungan seksual dengan saya dok..."
"Dia lakukan seperti yang kita lakukan tadi kah?"
"Ya. Memang itulah yg dia lakukan ketika itu"
"hmm, itu juga masih belum boleh dipanggil bangsat. Itu tandanya dia memerlukan kamu dong!"
"Tapi kemudian dia memberitahu saya bahwa dia sebenarnya mengidap AIDS"
"HAH?? BRENGSEK!! DIA..MEMANG .. BANGSAT!!.. BANGSAAATTT!!!!.. LELAKI BAAANGSAAAAAAAATTTTTT!!!!!!!!......"



Manula yang Berkhayal
Di sebuah panti jompo terdapat dua lelaki tua, Pak Mul dan Pak Trisno yang tinggal sekamar. Suatu hari ketika perawat memasuki kamar mereka, ia melihat Pak Mul beraksi seolah-olah sedang naik kereta.
"Tuittt, tuuittt, jess! jess! jess!", kata Pak Mul.
"Sedang apa Pak Mul?", tanya perawat.
"Saya sedang naik kereta mau ke Yogyakarta.", jawab Pak Mul.
"Baiklah, selamat jalan.", kata perawat.
Lalu ketika ia berpaling ke Pak Trisno, dilihatnya lelaki tersebut sedang bermasturbasi.
"Bapak lagi ngapain?", tanya perawat.
"Saya sedang berselingkuh dengan istrinya Pak Mul, mumpung ia lagi keluar kota."

Sumber: Blog ILMU PELET


Tidak ada komentar:

Posting Komentar