Sapto : "Untuk apa kau mengenakan bra, toh tidak ada yang perlu kau bungkus di balik bra itu?!"
Joice dengan sewotnya menjawab : "Usil amat mulutmu. Saat kau mengenakan celana dalam tadi, aku tidak bilang kalau hal itu sia-sia juga karena tak ada yang perlu kau bungkus di balik celana dalammu itu?!"
Hadiah Sertifikat Cinta
Dua orang pria yang sudah beristri sedang bercakap-cakap. Mereka adalah teman baik sejak masa bujangan dulu, jadi hal-hal pribadi pun bisa jadi bahan percakapan mereka.
Anto : "Du, saya bingung nih. Istriku sebentar lagi ulang tahun. Enaknya diberi hadiah apa ya?"
Badu : "Berikan apa yang ia suka... kamu pasti tahu doong..."
Anto : "Itu masalahnya, semua barang kami sudah punya. Lagipula kalau istriku ingin sesuatu, dia bisa beli sendiri koq."
Badu berpikir sejenak. Kemudian ia melontarkan sebuah ide.
Badu : "Bagaimana kalau kamu beri istrimu Sertifikat Cinta. Isinya begini : selama 60 menit kedepan, kamu akan mengabulkan segala permintaannya untuk bercinta dengan gaya apapun juga."
Anto : "Wah, cemerlang juga otakmu. Lagipula kan aku enggak usah keluar duit. Krismon nih!"
Anto kembali ke rumah untuk melaksanakan ide temannya itu. Beberapa hari kemudian, ia kembali menemui Badu.
Badu : "Bagiamana To, istrimu suka nggak dengan hadiahmu itu?"
Anto : "Wah, dia suka sekali Du. Setelah membaca sertifikat itu, dia langsung melompat dan mencium dahiku. Terus dia pergi ke luar rumah dan berpesan akan kembali lagi sejam kemudian."
Badu : "???"
Mengintip Malam Pertama
Pada suatu keluarga Betawi dikawinkanlah tiga anak perempuannya secara bersamaan, setelah acara perhelatan selesai tibalah malam pertama dan tentunya masuk kamarlah ketiga pengantin baru tersebut. Dengan maksud untuk mengetahui keharmonisan ketiga anak perempuannya, dilakukan pengecekan pada tengah malamnya.
Di depan pintu kamar anak tertuanya terdengar suara lembut mendayu-dayu.
"Wah, bu ternyata anak pertama kita bertipe 'romantis'" kata bapak kepada ibunya menarik kesimpulannya.
Di depan pintu kedua terdengan suara gaduh. "Anak kedua ketiga kita bertipe 'agresif' rupanya," kata si bapak.
Setelah sampai di pintu ke tiga, tidak terdengar suatu suara pun, ditunggu lima, sepuluh, setengah jam tetap sunyi. "Wah kok tidak terdengar apa-apanya bu, bagaimana kalau kita intip saja?" kata bapak.
Si ibu dengan penasaranpun langsung mengiyakan ajakan si bapak.
Pada saat yang bersamaan dari dalam terdengar suara tersedak anak perempuannya : "Aah fafaf fagi fenak-fenak fok fiintif."
Sumber: Ilmu Pelet Pengasihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar